Mengapa Aku Seorang Anarkis Pasar?

Oleh: H.B. Dillon Williams IV. Teks aslinya berjudul “Why I Am a Market Anarchist.” Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Ameyuri Ringo.

Pada 1987, pemikir anarkis tanpa kata sifat ternama, Voltairine de Cleyre, menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya tentang mengapa dia menjadi anarkis dengan menjawab “karena itu yang bisa aku lakukan.” Untuk mengenangnya, Saya mencoba untuk menjawab pertanyaan yang sama dengan alasan pribadiku. Ini merupakan tanggungjawab kita semua untuk mengevaluasi sebuah isu dari berbagai sudut secara jujur, dan untuk mengikut jalur apapun yang membawa kebenaran. Pernyataan ini memotivasi transisiku dari minarkisme menuju ke anarko-kapitalisme dan kemudian menjadi anarkis pasar.

Privatisasi saja tidaklah cukup!

“Privatisasi semuanya” terlihat seperti inti utama dari pandangan anarko kapitalis. Ada banyak kelemahan penting dari pemahaman seperti ini. Privatisasi mungkin menjadi syarat yang penting bagi kebebasan, namun privatisasi saja tidaklah cukup. Kartel merupakan contoh realitas ekonomi meskipun negara tidak ada. Tanpa adanya negara, korporasi mungkin akan tidak mampu menggunakan lebih banyak kekerasan dan menahan pasokan untuk masuk ke pasar dalam upaya untuk menaikan atau mengendalikan harga. Tapi meskipun negara telah runtuh, kondisi ideal pasar masih belum tentu dapat langsung terjadi. Kita harus mengingat pernyataan Rothbard bahwa mengakhiri negara tidak akan menyelesaikan masalah mengenai ketidakadilan dalam kepemilikan properti yang diakibatkan oleh campur tangan negara. Solusi yang dilakukan Rothbard untuk mengatasi ketidakadilan pasca-negara yang masih ada adalah dengan melakukan pembagian ulang secara libertarian berdasarkan konsep natural rights.

Anna O. Morgenstern menciptakan sesuatu yang aku percaya menjadi jawaban terbaik atas masalah ini: “Tujuan terkadang menuntun orang menuju cara tertentu, namun cara itulah yang menentukan hasil, bukan tujuannya. Dan ketika anarko-kapitalis mengikuti cara-ccara anarkis, hasilnya akan anarki, bukan sesuatu yang aneh seperti “anarko-kapitalisme.” Pendapatku tentang ketidakmungkinan anarko-kapitalisme adalah sebagai berikut:

• Dibawah anarkisme, akumulasi dan konsentrasi modal tidak mungkin dilakukan.

• Tanpa konsentrasi modal, sistem upahan tidak akan mungkin terjadi.

• Tanpa sistem upahan, tidak akan ada apa yang kebanyakan orang sebut sebagai kapitalisme

Tidak semua orang yang mengidentifikasi diri sebagai anarko-kapitalis akan mempercayai hal yang sama, tapi semua orang yang percaya bahwa perusahaan swasta harus mengendalikan semua hal mungkin akan tidak setuju dengan artikel ini. Apa yang paling mengubah opini saya adalah memikirkan betapa berbedanya perekonomian tanpa negara.

Beberapa anarkis pasar mendorong mutualisme, yang akan menghilangkan hambatan terhadap modal yang dihadapi selama ini oleh mereka yang dieksploitasi oleh negara dan korporasi yang memiliki privilej dari negara (terutama kelas pekerja dan orang miskin). Hal ini akan memberi mereka kesempatan dan kemampuan untuk membangun, memiliki, atau menjadi bagian dari pengelolaan alat produksi. bergantung pada apa tendensi para anarkis pasar ini, transisi ini dapat dimungkinkan melalui berbagai cara: persaingan pasar yang damai, aksi langsung dalam satu atau lain bentuk, serikat pekerja, atau kombinasi dari semuanya.

Konsep dari kepemilikan pribadi adalah, dan terus menjadi bahan perdebatan di kalangan para anarkis. Banyak yang percaya bahwa sumber daya harus tersedia untuk semua, yang lainnya percaya bahwa itu harus dimiliki secara efisien. Anarko-kapitalisme percaya bahwa mereka yang paling efisien dalam memasok kebutuhan orang lain akan dan harus menguasai pangsa pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan para pelaku pasar yang kurang efisien. Anarkis pasar setuju bahwa mereka yang menggunakan sumber daya secara paling efisien harus diperbolehkan menggunakan harta yang mereka peroleh secara adil untuk mengumpulkan lebih banyak harta, jika itu yang mereka inginkan. Namun, banyak orang terkaya di perekonomian yang ada saat ini tidak hanya akan mengalami kesulitan untuk mengumpulkan lebih banyak uang, mereka juga akan kesulitan untuk menyimpan sebagian besar dari apa yang mereka miliki. Memperbaiki alokasi yang tidak adil saat ini akan mengubah lanskap perekonomian secara radikal.

Anarkis pasar percaya bahwa pasar sangat kuat. Kami percaya bahwa pekerja yang bersatu dapat menjadi kekuatan ekonomi yang kuat. melalui aksi langsung, pekerja yang bersatu dapat memulai untuk merebut kembali apa yang menjadi hak mereka dari kelas kapitalis. Anarko-kapitalisme dengan sangat tepat memberikan penghormatan kepada kompleksitas pasar dan superioritasnya dibanding intervensi negara dalam hal pengalokasian sumber daya. Mereka hanya tidak menyadari di sisi mana mereka berada. Sering kali, mereka terjebak untuk menjadi pembela para CEO sebagai teladan pasar bebas, alih-alih menyadari bahwa mereka memang seperti biasanya – rekan satu tim negara dalam “melestarikan” kapitalisme.

Anarkos-kapitalis memberikan penekanan utama pada penghapusan negara. Meskipun hal ini layak untuk diperjuangkan, saya tidak yakin hal ini saja cukup untuk mengakhiri kepentingan bisnis yang korup. Untuk benar-benar dapat mencegah kebangkitan kembali negara melalui kelas kapitalis, bisnis yang dijalankan pekerja/swakelola harus menjadi bagian dari perjuangan. Ketergantungan pada kelas kapitalis akan menjadi tidak diperlukan lagi; gotong-royong dan bank sosial akan menjadi bagian dari perubahan ini. Berkurangnya ketergantungan pada mata uang akan mengurangi dampak manipulasi moneter dan memberikan manfaat paling besar bagi kelompok termiskin. Jika uang digunakan sebagai sarana pertukaran tidak dapat dihindari, kemungkinan akan terjadinya manipulasi akan semakin besar. Ini akan terus terjadi meskipun negara telah tiada; saat ini kita sudah menghadapi persaingan antar mata uang dan banyak sekali manipulasi. Poinnya adalah kompetisi saja tidak akan cukup untuk menciptakan kondisi pasar yang ideal.

Apakah kita harus merangkul atau mengakhiri kapitalisme?

Kita semua yang menyebut diri sebagai pendukung “pasar bebas anti-kapitalis” kerap berselisih dengan Ludwig Von Mises dan banyak pemikir mazhab Austria mengenai beberapa istilah dasar. Pada bab 15 dari Human Action (halaman 269 pada Edisi Scholar), Mises berkata:

Hari ini, banyak bisnis tidak lagi beroperasi secara liberal dalam pengertian klasik. Daripada memilih untuk berkompetisi dalam ekonomi pasar bebas murni, banyak pebisnis memilih untuk memanfaatkan kekuatan negara untuk mengalahkan pesaing. Namun adalah sangat salah ketika mengatakan pengertian dari konsep kapitalisme telah berubah… — ini dicirikan kebijakan yang bersifat restriktif untuk melindungi kepentingan para penerima upah, petani, pemilik toko, pengrajin, dan terkadang juga kapitalis dan pengusaha. Konsep kapitalisme merupakan konsep ekonomi yang tetap. Seseorang akan kehilangan alat semantik untuk menangani permasalahan sejarah kontemporer dan kebijakan ekonomi secara memadai jika ia memahami terminologi secara berbeda. Nomenklatur yang salah ini hanya dapat dimengerti jika kita menyadari bahwa para ekonom palsu dan politisi yang menerapkannya ingin menghalangi masyarakat untuk mengetahui apa sebenarnya ekonomi pasar itu. Mereka ingin membuat orang percaya bahwa semua manifestasi menjijikkan dari kebijakan pemerintah yang restriktif adalah hasil dari kapitalisme.

Saya memahami pendapat Mises bahwa membiarkan para penentang ideologis mendefinisikan ulang sebuah istilah akan membuat mereka menyimpang dari perdebatan. Tapi seperti yang penulis C4SS, David D’amato baru-baru saja jelaskan, tampaknya lebih tepat untuk disebut bahwa Mises lah yang mencoba mengganti definisi kapitalisme, yang secara historis dianggap sebagai bukan hal yang sama dengan pasar bebas – melainkan pencurian yang dilakukan oleh kelas penguasa atas buruh.

Oleh karena itu, kaum anarkis pasar tetap berpegang pada gagasan tradisional tentang kapitalisme, dan “berbicara dalam bahasa yang sama” dengan penentang kapitalisme non-anarkis lainnya. Kapitalisme, bagi kami, tetap berarti sebagai manipulasi pasar yang dilakukan oleh kelas penguasa demi kepentingan pribadi, bukan laissez-faire, ekonomi pasar yang bebas dari pemerintah.

“Teori Kelas Agorisme” ala Konkin dengan sangat tepat mengidentifikasi bahwa pemerintah, bersama dengan kelompok swasta yang memiliki hubungan politik, sebagai penindas. Hubungan ini mengaburkan batas antara narasi Swasta = Baik, Negara = Buruk yang sering kali dibuat oleh para anarko-kapitalis. Konkin dengan tepat meminta pertanggungjawaban perusahaan swasta atas peran “uniknya” sebagai konspirator dalam perampasan yang sedang berlangsung. Analisis kelas dan eksposisi agorisme Konkinlah yang membawa saya pada anarkisme pasar.

Kaum anarkis tidak perlu merangkul gagasan anarko-kapitalisme yang tidak konsisten. Anarkisme pasar menawarkan pendekatan yang berbeda terhadap negara dan kelas swasta yang memiliki privilej, dan memetakan jalan berbeda menuju pasar bebas dan masyarakat bebas. Dan kami percaya bahwa dunia akan terlihat sangat berbeda dibandingkan struktur kapitalis saat ini.

Seluruh hasil publikasi didanai sepenuhnya oleh donasi. Jika kalian menyukai karya-karya kami, kalian dapat berkontribusi dengan berdonasi. Temukan petunjuk tentang cara melakukannya di halaman Dukung C4SS: https://c4ss.org/dukung-c4ss.

Anarchy and Democracy
Fighting Fascism
Markets Not Capitalism
The Anatomy of Escape
Organization Theory