Teks aslinya berjudul “Earthquakes and Capitalism.” Diterjemahkan oleh Iman Amirullah.
Ketakutan dan kecemasan akibat gempa bumi dan diperparah oleh berbagai hambatan yang diakibatkan dari tatanan kapitalisme dalam masyarakat, dimana banyak orang kesulitan untuk mengubah kondisi kehidupan mereka untuk menjadi lebih baik atau berpindah ke wilayah yang lebih aman. Ini mencciptakan situasi yang kompleks dan meprihatinkan yang harus segera menjadi perhatian bagi para cendekiawan dan pembuat kebijakan.
Yang sangat menyedihkan adalah bahwa jelas kita perlu mengambil berbagai tindakan, para pemimpin kita justru tidak dapat mengatasi berbagai masalah yang diakibatkan oleh kombinasi kapitalisme dan gempa bumi ini. Tindakan ini menjadi sangat sulit untuk dilakukan ketika mereka memprioritaskan kepentingan perusahaan-perusahaan besar diatas keselamatan masyarakat. Hal ini mengakibatkan seluruh bagian dari masyarakat menjadi lebih rentan dalam bencana alam. Dan yang semakin memperburuk lagi, terkadang mereka justru membatasi akses masyarakat terhadap sumber daya dan atau kemampuan mereka untuk bergerak dan mengambil tindakan, yang mempersulit orang-orang untuk dapat bersiap dalam menghadapi gempa bumi atau membuat keputusan yang tepat tentang dimana mereka dapat tinggal dengan aman. Itulah mengapa sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk mulai mengatasi masalah ini dengan mengambil pendekatan yang lebih proaktif untuk mengatasi faktor sosial-ekonomi yang mengakibatkan masyarakat lebih rentan terhadap gempa bumi. Dengan demikian, mereka dapat mendukung upaya setiap individu dan komunitas untuk membangun ketahanan dalam menghadapi peristiwa tersebut.
Sistem kapitalisme dapat menjadi masalah besar ketika gempa bumi. Kapitalisme berbicara tentang menghasilkan profit, yang berarti menempatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diatas kesejahteraan dan keselamatan masyarakat luas. Hal ini kadang mengakibatkan sebuah kota menjadi terlalu besar dengan banyak orang yang tinggal di daerah yang beresiko tinggi terhadap gempa bumi. Bahkan yang lebih buruk lagi, di negara-negara berkembang dimana pertumbuhan kota yang begitu pesat dan pembangunan gedung-gedung yang dirancang secara buruk telah mengakibatkan keadaan menjadi lebih berbahaya. Gedung-gedung ini tidak memiliki fitur-fitur yang mengamankannya saat terjadi gempa bumi, seperti material dan konstruksi tahan gempa.
Di negara-negara maju, regulasi mengenai pembangunan dan keselamatan seringkali lebih ketat, namun sebenarnya hal ini tidak selalu membantu masyarakat saat gempa bumi. Tinggal di wilayah yang tidak rawan gempa bumi biasanya berbiaya sangat mahal, yang berarti keluarga dengan penghasilan rendah seringkali tidak dapat mengaksesnya dan harus tinggal du wilayah yang lebih rawan. Ini benar-benar menyebalkan karena para kontraktor apartemen seringkali lebih peduli untuk memaksimalkan profit daripada keselamatan orang-orang. Mereka nyaris tidak pernah untuk mau mengeluarkan lebih banyak modal untuk menciptakan standart bangunan yang lebih aman, sehingga biasanya mereka akan mengenakan biaya yang lebih mahal untuk bangunan yang lebih aman. Pada akhirnya ini hanya akan mempersulit populasi menengah kebawah untuk tinggal secara aman. Bayangan akan gempa bumi saja sudah menyeramkan, tapi yang lebih buruk lagi adalah Anda tidak dapat melakukan apapun tuk mengamankan diri. Ini adalah realita yang harus dihadapi banyak orang yang tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengamankan rumah mereka terhadap ancaman gempa bumi. Bagi orang-orang yang hidup di garis kemiskinan, ini adalah situasi yang amat sulit. Mereka dibayangi oleh ketakutan akan kehilangan semua yang mereka miliki – rumah, harta benda, dan bahkan nyawa mereka. Ini adalah situasi yang mengerikan dan menyedihkan, dan itu bukan lah hal yang dapat diperbaiki dengan mudah.
Dalam masalah kesiapsiagaan dalam menghadapi gempa bumi, banyak orang yang tidak memiliki kesiapan sama sekali. Saat ini kesiapan dibebankan kepada masing-masing individu, bukannya pemerintah ataupun bisnis. Ini akan menyulitkan orang-orang yang tidak memiliki banyak uang. Mereka mungkin tidak memiliki cukup sumber daya untuk bersiap menghadapi gempa bumi, atau meninggalkan rumah dengan cepat saat kondisi darurat. Ini merupakan situasi yang sulit untuk dihadapi, dan tidak adil jika orang-orang dibiarkan menghadapi semuanya sendirian.
Kami di Turkiye telah menghadapi banyak gempa bumi dengan kekuatan diatas 7 SR dalam waktu seminggu saja. Jelas bagi saya bahwa sistem yang ada pada saat ini, yang berfokus pada profit dan pertumbuhan diatas keamanan dan kesejahteraan, telah mengecewakan kita. Ini bukan hanya pada tatanan teoretik, tapi merupakan pengalaman nyata yang menakutkan.
Ditengah kekacauan ini, saya menemukan sedikit penghiburan dengan menuliskan pikiran dan emosi saya. Ini terasa seperti hal kecil namun bermakna untuk memahami apa yang terjadi dan menarik perubahan. Bukan hanya pada saya yang terkena dampak gempa bumi dan kegagalan kapitalismem tetapi juga banyak orang lain yang berposisi rentan dan tidak memiliki dukungan. Dari perspektif anarkis, merupakan tanggungjawab komunitas dan institusi pro-sosial, bukan kelas penguasa yang gagal mengelola apapun dalam keadaan krisis dalam memprioritaskan keselamatan dan keamanan masyarakat diatas keuntungan ekonomi. Jika para pembuat kebijakan dan kontraktor menolak untuk menangani masalah ini secara serius, yang merupakan upaya pembuktian terhadap legitimasi dan keberadaan mereka, maka, mereka layak untuk disingkarkan dari kekuasaan.
Berikut merupakan beberapa tautan yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan bantuan bagi mereka yang terkena dampak gempa bumi di Suriah dan Turki:
1 https://en.afad.gov.tr/earthquake-humanitarian-aid-campaign
2 https://ahbap.org/disasters-turkey
3 https://en.afad.gov.tr/earthquake-humanitarian-aid-campaign
Seluruh hasil publikasi didanai sepenuhnya oleh donasi. Jika kalian menyukai karya-karya kamThis is the template text that will be pasted at your cursor location.i, kalian dapat berkontribusi dengan berdonasi. Temukan petunjuk tentang cara melakukannya di halaman Dukung C4SS: https://c4ss.org/dukung-c4ss.