Sikap Kita Saat Ini

Teks aslinya berjudul “Our Present Attitude”. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Ameyuri Ringo.

Artikel ini ditulis oleh Voltairine de Cleyre dan diterbitkan di Mother Earth, 1908.

Bagaimana masyarakat saat ini bekerja, telah menghasilkan situasi seperti yang telah diwanti-wanti oleh para Sosialis dan Anarkis. Hal ini tidak dapat dihindari layaknya mencoba melompati air terjun Niagara.

Mereka yang membayangkan kondisi industri dapat dijadikan lebih baik dengan hukum negara akan mendapati diri mereka berada di tengah-tengah mendidihnya unsur-unsur yang tidak dapat didamaikan, yang dengan absurd dan kekanak-kanakan mereka coba untuk jelaskan dengan beberapa argumen yang mensimplifikasi masalah, misalnya diakibatkan oleh politisi a atau b, atau kapitalis a atau b, atau karena kebijakan politik tertentu (seperti pembatasan imigrasi), atau karena sifat jahat bawaan manusia, atau menyalahkan “provokasi pers”, atau karena kehendak Tuhan, dan lain-lainnya.

Aku ingin kita dapat membedakan secara jelas antara pelembagaan hukum terhadap kepemilikan pribadi, dan kepemilikan pribadi dalam artian apa yang dihasilkan oleh seseorang dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Pelembagaan hukum atas kepemilikan pribadi lah yang telah menghasilkan berbagai kondisi buruk ini, dimana jeritan-jeritan manusia meramaikan paduan suara sumbang yang menyedihkan, karena kebutuhan-kebutuhan mendasar umat manusia diingkari dan tidak dapat diakses banyak orang.

Sekarang, apa yang terjadi dan apa yang harus berlanjut? Orang-orang yang meyakini naluri etis Kristiani sedang kelaparan dan sekarat di sudut-sudut kota; orang-orang yang naluri alamiahnya mengalahkan aturan hukum akan memilih untuk mencuri dibanding kelaparan; rumah tahan, pengadilan, penjara, dipenuhi dengan para korban ketidakadilan sosial, yang jika dalam kondisi bebas, sebenarnya akan menjadi orang-orang yang aktif, enerjik, dan berguna bagi masyarakat. Dan jalanan dipenuhi dengan para pengemis yang mencari penghidupan.

Sekarang, di waktu seperti ini, ledakan keputusasaan yang liar harus diantisipasi. Bukanlah urusan kaum Anarkis untuk mengajarkan tindakan-tindakan liar dan bodoh, – tindakan kekerasan. Sebab, sesungguhnya, Anarkisme tidak ada hubungannya dengan kekerasan, dan tidak akan pernah bisa terwujud kecuali melalui penaklukan pikiran manusia. Namun ketika korban dari sistem yang ada saat ini yang putus asa dan kehilangan nyawanya menyerang balik dengan kekerasan, maka bukan urusan kita untuk menjelek-jelekkannya, namun untuk menjelaskannya sebagaimana kita menjelaskan kepada orang lain, entah musuh atau teman kita, sebagai konsekuensi dari “tatanan” yang ada.

Kita harus mengantisipasi terlebih dahulu bahwa orang-orang seperti itu akan disebut Anarkis. Tidak peduli apa yang mereka katakan, tidak peduli apa yang kita katakan, mayoritas orang akan percaya bahwa mereka bertindak bukan sebagai orang yang putus asa, namun sebagai kaum anarkis teoritis. Begitulah nasib setiap gagasan baru yang berusaha menembus pikiran manusia dan mengangkatnya; dosa-dosa tatanan yang ada dilimpahkan kepadanya, dan setiap fitnah yang ditimbulkan oleh kemarahan dan ketakutan akan ditimpakan kepadanya pula. Ini adalah cerita jadul dan kuno.

Nah, lalu bagaimana? Jika ini adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah ide, maka marilah kita membayarnya. Tidak perlu khawatir, takut, atau malu. Inilah saatnya untuk berdiri dengan berani dan berkata, “Ya, saya percaya sistem ketidakadilan ini akan digantikan dengan sistem yang adil; Saya percaya akan berakhirnya kelaparan, paparan, dan kejahatan yang diakibatkannya; Saya percaya pada jiwa manusia akan berkuasa atas semua hukum yang telah atau akan dibuat oleh manusia; Saya percaya tidak ada perdamaian saat ini, dan tidak akan pernah ada perdamaian, selama ada manusia yang berkuasa atas manusia lainnya; Saya percaya pada disintegrasi dan pembubaran total terhadap prinsip dan praktik otoritas; Saya seorang Anarkis, dan jika karena hal ini kalian mengutuk saya, saya siap menerima hinaan kalian.”

Berdasarkan pengalaman saya, saat Anda menghadapi musuh dan menatap matanya, dia akan memberi Anda rasa hormat yang jauh lebih besar dibandingkan saat Anda menunduk dan mengelak. Dan terlebih lagi, Anda memiliki lebih banyak peluang untuk meyakinkan dia, atau orang yang acuh tak acuh di sampingnya, dengan pernyataan terbuka dibandingkan ketika Anda mengeluarkan pernyataan yang tidak jelas. Saya mengatakan hal ini karena saya sedih melihat bahwa dalam masa penindasan seperti saat ini, banyak kawan kita yang berpikir dan bertindak sebaliknya. Saya yakin bahwa sebagian besar orang yang bertindak seperti Petrus dan menyangkal Guru mereka, melakukannya karena keyakinan yang masuk akal, dan bukan karena takut; namun saya juga yakin bahwa ini adalah keputusan yang salah dan hanya akan membawa akibat yang buruk.

Wajah dan penampilan – karena inilah saatnya “keberanian adalah kebijaksanaan.”

Our Present Attitude” on C4SS Media.

Translasi untuk artikel ini:

1 Portuguese, Nossa Presente Atitude.

2 English, Our Present Attitude

Seluruh hasil publikasi didanai sepenuhnya oleh donasi. Jika kalian menyukai karya-karya kami, kalian dapat berkontribusi dengan berdonasi. Temukan petunjuk tentang cara melakukannya di halaman Dukung C4SS: https://c4ss.org/dukung-c4ss.

Anarchy and Democracy
Fighting Fascism
Markets Not Capitalism
The Anatomy of Escape
Organization Theory