Lawan Terorisme Melalalui Non-intervensionisme, Bukan Perang!

Oleh: James C. Wilson. Teks aslinya berjudul “Fight Terrorism Through Non-intervention, Not War!” Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Iman Amirullah.

Ditengah merebaknya serangan terorisme seperti di Paris, Beirut, dan Kenya, Koresponden Senior Gedung Putih, Jim Acosta bertanya pada Barack Obama, “Mengapa kita tidak bisa menghabisi semua bajingan ini?” Acosta mencerminkan keinginan banyak orang Amerika yang haus akan balas dendam dan menginkan intervensi lebih jauh di Timur Tengah.

Ironisnya, mereka yang menghendaki balas dendam melalui invasi ke Irak dan Suriah mempunyai beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri: Berapa banyak nyawa orang Amerika yang ingin kalian korbankan demi balas dendam? Berapa banyak penduduk sipil yang ingin kalian bunuh? Dan berapa banyak uang yang diambil secara paksa dari para pembayar pajak Amerika yang ingin kalian hamburkan untuk hal ini? “Petualangan” militer terakhir Amerika Serikat di Irak menghabiskan 1.7 Triliun US Dollar berdasarkan temuan Watson Institute of International Studies, Brown University. Kita belum menghitung pula biaya lain yang merupakan dampak perang seperti jaminan kesehatan veteran, dan hilangnya berbagai kesempatan ekonomi. Kerugian finansial secara total dari kekacauan di Irak terakhir ini mendekati 6 triliun US Dollar. Invasi yang lebih besar akan menimbulkan kerugian ekonomi yang lebih besar, belum lagi akan jatuhnya jumlah korban jiwa yang lebih tinggi.

Omong-omong, program pengeboman drone yang dilakukan pemerintahan Obama tidak memenangkan hati sekutu-sekutu AS di luar negeri. Mereka yang merindukan Perang Dunia II harus ingat bahwa pemboman di Dresden dan Tokyo dan kematian warga sipil yang diakibatkannya adalah salah satu momen paling buruk yang dilakukan oleh AS, begitu pula serangan nuklir di Nagasaki dan Hiroshima. Jangan mencoba dan menghidupkannya kembali. Selain kematian warga sipil, ada kemungkinan untuk mempertahankan kehadiran pasukan AS di berbagai wilayah untuk waktu yang tidak terbatas sampai wilayah yang diduduki aman. Pendudukan AS di Irak sebelumnya berlangsung selama satu dekade dan gagal mencegah bangkitnya rezim baru yang lebih buruk dari rezim yang digulingkannya. Kekosongan kekuasaan yang diciptakan pemerintah di daerah-daerah yang bergejolak kemungkinan besar akan diisi oleh rezim-rezim baru yang bersifat menindas dan radikal. Pekerjaan untuk mencegah kekosongan kekuasaan ini sejatinya adalah pekerjaan tanpa akhir. Dan seperti yang telah kita pelajari, pendudukan yang berkepanjangan akan dihentikan ketika masyarakat dan kelas politik sudah bosan dan mengangkat kepemimpinan baru yang kurang kompeten di wilayah tersebut.

Membiarkan serangan teroris menjadi pemicu perang besar sama dengan memberikan apa yang diinginkan para teroris terrsebut. Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang menolak menerima orang-orang yang mencari perlindungan dari kelompok teroris yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS sangat senang melihat korbannya tidak dapat menemukan tempat berlindung yang aman di luar negeri. Sedihnya, orang yang mengaku libertarian, Rand Paul, telah kehilangan sebagian besar kredibilitasnya karena berada di pihak yang salah dalam masalah ini. Menutup perbatasan bagi mereka yang membutuhkan dan mengubah AS menjadi negara polisi hanya akan menguntungkan terorisme. Kita pasti teringat akan pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari Eropa, yang ditolak oleh AS pada tahun 1930an. Yang terpenting, kita harus memberikan kebebasan kepada orang-orang yang menjadi korban rezim otokratis untuk menyelamatkan dirinya dengan meninggalkan negara mereka dan menikmati masyarakat yang lebih bebas.

Jaringan teroris global tidak beroperasi seperti pemerintahan negara yang bisa digulingkan dengan membunuh pemimpin tertingganya atau mengambil ibukotanya. Mereka tidak mempunyai batasan negara; Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk melawan mereka adalah dengan melemahkan ideologi yang menggerakkan mereka. Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan memberikan kesempatan dan contoh yang lebih baik kepada lebih banyak orang, dan dengan tidak lagi menciptakan musuh di luar negeri melalui intervensi asing yang kejam. Intervensi militer hanya akan mengundang dan mendorong serangan teroris dengan membuat kemarahan yang mendorong serangan tersebut semakin kuat.

Seluruh hasil publikasi didanai sepenuhnya oleh donasi. Jika kalian menyukai karya-karya kami, kalian dapat berkontribusi dengan berdonasi. Temukan petunjuk tentang cara melakukannya di halaman Dukung C4SS: https://c4ss.org/dukung-c4ss.

Anarchy and Democracy
Fighting Fascism
Markets Not Capitalism
The Anatomy of Escape
Organization Theory